BOLMONG,SULUTPOST-Walaupun telah turun penugasan dari Kepala Badan Pangan Nasional ( BAPANAS) ke Perum Bulog untuk segera menyalurkan SPHP Beras Cadangan ke konsumen, tapi hal ini belum mampu memastikan bisa mengatasi kondisi lonjakan harga beras saat ini.
Padahal, Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dikenal sejak dulu sebagai daerah “Lumbung Beras”. tapi, kenyataannya bukan harga beras murah, tapi terjadi kenaikan yang fantastis.
Sontak saja kenaikan ini menjadi fenomena baru di era zaman kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bolmong terpilih Yusra-Don, serta mengundang perhatian serius dari pemerhati daerah. Indra Mamonto, salah satu putra totabuan yang dikenal kritis ini, menyampaikan, bahwa baru kali ini harga lonjakan beras hampir mendekati angka 20 ribu rupiah per kilogram.
Menurut indra Mamonto, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dikenal sebagai “lumbung beras” atau daerah penghasil beras utama di Sulawesi Utara. jika kemudian munculnya lonjakan kenaikan harga seperti ini, maka pengawasan perlu lebih dimaksimalkan.
“Kalau di Bolmong sendiri lonjakan harga beras hampir tak terkendali, sementara Bolmong memiliki peran penting dalam produksi dan penyediaan beras terbesar di Sulawesi Utara, maka dugaan kami ada kemungkinan stok panen beras sengaja ditahan, dan ini penyebab melonjaknya harga beras di berbagai pasar,”kata Indra Mamonto.
Dikatakan Indra Mamonto, untuk meminimalisir jangan sampai kenaikan harga beras ini berlangsung lama, dan bisa berpotensi menyusahkan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow melalui instansi terkait, harus tanggap dan jemput bola, dan bekerja sama dengan APH melakukan pengawasan dilapangan.
” Selain ada langkah langkah kongkrit dari Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mengatasi problem lonjakan kenaikan beras ini, seperti kabarnya akan menyiapkan beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) dan akan mendistribusikan ribuan ton beras murah diwilayah yang dianggap perlu. akan tetapi pengawasan juga lebih ditingkatkan, sehingga tidak terjadi penimbunan dan permainan harga yang bisa merugikan masyarakat,” pintah Indra Mamonto.
Data yang berhasil dirangkum awak media, sebelumnya harga betas masih relatif murah. yaitu Rp 13 ribu rupiah s/d 15 ribu rupiah. Tapi, dalam beberapa pekan terakhir ini, lonjakan kenaikan harga beras melambung tinggi hingga Rp 17 ribu s/d Rp 18 ribu rupiah per kilogram dengan berbagai jenis.
(Wartawan; Lucky Lasabuda)