TOMOHON SULUTPOSTONLINE.id – Kantor Pusat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang berada di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara “diserbu” oleh ratusan warga jemaat yang datang dari berbagai wilayah pada Rabu (11/06/2025).
Menariknya, aksi damai ini dimotori oleh sejumlah oknum Pendeta GMIM seperti
Pendeta (Pdt) Teddy Robert Kansil dan Pdt. Ricky Pitoy Tafuama. Sekitar pkl. 08.oo WITA, massa yang menamakan Gerakan Reformasi GMIM (GRG), terlebih dahulu menggelar ibadah bersama di Aula Bukit Inspirasi (ABI) yang dipimpin oleh Pdt. Richard Siwu, MTh. Dikawal oleh puluhan personel Kepolisian Resor (Polres) Tomohon yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Nur Kholis, SIK.
Massa berjalan kaki secara tertib menuju Kantor Sinode GMIM yang berlokasi di Kecamatan Tomohon Tengah. Dalam perjalanan, peserta yang membawa berbagai baliho dan spanduk berisi tuntutan reformasi, terus menyuarakan tujuan mereka. Sesampai di Kantor Sinode, mereka diterima oleh sejumlah anggota BPMS yang dipimpin langsung oleh Plt. Ketua Sinode Pdt. Yanni Rende, M.Th. Total ada 14 poin petisi yang diserahkan oleh pimpinan massa kepada Plt. Ketua Sinode yang didampingi oleh Sekum Pdt. Evert Tangel.
“Jika petisi ini tidak ditindak lanjuti, kami akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar untuk menduduki kantor Sinode GMIM ini” tegas Pdt. Joke Mangare dan Pdt. Rita Dalos.
Di sudut lain, para pendemo terus meneriakan seruan-seruan sebagaimana yang tertulis di spanduk.
“Saatnya kita bersihkan GMIM dari oknum-oknum Korup. Kita harus hentikan Politisasi di GMIM,” teriak massa.
Secara berkelakar, wartawan coba meminta penjelasan pada orang yang berteriak ‘Yesus Kristus Adalah Kepala Gereja, Bukang Angko’. “Soalnya, selama ini dia yang so ditahan itu selalu berkelakuan seperti Kepala Gereja. Kasar dan sasadiki mengancam,” katanya dengan mimik serius.
Di pihak lain, BPMS menjelaskan bahwa jawaban atas tuntutan GRG belum bisa dikemukakan.
”Tentunya kami belum bisa memberikan jawaban sekarang, karena masih akan dirapatkan lagi. Kita akan membahasnya bersama BPMS yang kepemimpinannya kolektif kolegial. Nanti setelah dirapatkan, keputusannya akan kami sampaikan,” ungkap Plt. KetSi GMIM Pdt. Janny Rende, M.Th.
Diketahui, yang paling menarik dari 14 petisi GRG adalah tuntutan pengunduran diri Ketua Sinode Hein Arina yang sudah menjadi tersangka dugaan Korupsi Dana Hibah Pemprov Sulut di GMIM. Bahkan massa mengancam (di poin 14), akan datang menduduki Kantor Sinode dengan kekuatan besar jika sang KetSi HA tidak mengundurkan diri. (Joppy Wkr)
Inilah 14 Petisi Gerakan Reformasi GMIM
1. Mendukung program pemberantasan korupsi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Kapolda Sulawesi Utara Irjen Royke Langi.
2. Kepemimpinan BPMS saat ini sedang vakum, membingungkan dan jelas bertentangan dengan Tata Gereja GMIM Tahun 2021, karena ada Ketua Pendeta Hein Arina dan Plt. Ketua Pendeta Janny Rende.
3. BPMS tidak diberikan kewenangan mutlak untuk menafsir Tata Gereja GMIM Tahun 2021.
4. Menyatakan dan menegaskan bahwa dugaan tindak pidana korupsi dan proses hukum yang dijalani Pendeta Hein Arina adalah murni tanggung jawab pribadi yang bersangkutan.
5. BPMS gagal mengelola dan menata keuangan bantuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
6. Pendeta Hein Arina sebagai Ketua Sinode GMIM yang menjadi tersangka penyalahgunaan dana hibah Provinsi Sulawesi Utara ke GMIM, sangat memalukan wibawa dan citra GMIM, sekaligus menjadi bukti pengelolaan dan penataan keuangan di Sinode GMIM kacau.
7. Segera agendakan pelaksanaan Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI) Perubahan Tata Gereja GMIM 2021 pada bulan Juli 2025 sebagai Keputusan Sidang Majelis Sinode Tahunan (SMST) di Likupang 2 Tahun 2024.
8. Demi keutuhan dan kelanjutan program pelayanan serta kepemimpinan GMIM, Kami minta Pendeta Hein Arina segera mengundurkan diri saat ini sebagai Ketua BPMS GMIM.
9. Pendeta Hein Arina harus diberhentikan sebagai pekerja pegawai organik, karena tidak menjaga citra GMIM.
10. BPMS harus transparan dalam pengelolaan dan pertanggubgjawaban.