Penyebab Kehebohan Pasar Tomohon Setiap Hari Sabtu

Tomohon

TOMOHON SULUTPOSTONLINE.id – Terkini, upaya pengembangan dunia Pariwisata diperiode kedua kepemimpinan Walikota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara Carol Joram Azaria Senduk, SH, terlihat sangat masiv.

Berbagai inovasi dimunculkan oleh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) untuk meningkatkan kwalitas dan kapasitas iven terkait peningkatan volume kunjungan wisata. Diantaranya, pembentukan Layanan Kesenian berbasis Kebudayaan Etnis di Pasar WilkenTomohon yang diresmikan pada tanggal 19 April 2025 lalu. Spot iIven spesial yang dimotori oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DISDIKBUD) dan PD Pasar Tomohon ini, berpusat di Pondok Budaya yang berada tepat di depan Pasar Extrem yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Diiringi Musik Tradisional dari Sanggar Kolintang “BAPONTAR”, dan “gocekan khas” presenter ‘ipan,k, para penyanyi profesional dan generasi Muda bergantian menyanyikan lagu daerah Minahasa. Menariknya, wisatawan asing terlihat sangat antusias dan sering naik panggung untuk berfoto sekaligus menyampaikan kekaguman mereka.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan DisDikbud Tomohon Ferry Darosa, M.Pd menjelaskan, pihaknya bersama PD Pasar Tomohon bersepakat untuk all-out mensukseskan upaya Pemkot Tomohon yang memiliki visi kuat dibidang Wisata berbasis Budaya.

“Pasar Extrem jadi daya tarik wisatawan yang berkunjung di Tomohon. Dan disini kami coba memberi layanan, dan kesan khusus pada wisatawan lewat penampilan Kesenian Budaya Daerah. Kolintang punya daya pikat kuat tersendiri,”. ungkap Darossa pada (08/05/2025). Lanjutnya, selain di Pasar, rencananya Pondok Budaya akan dibangun di 4 lokasi lainnya.

“Pentas Seni Budaya ini digelar setiap hari Sabtu mulai pkl. 09 WITA. Pelaksanaannya berkelanjutan, atau bisa selamanya,” tutup Darossa.

Sebelumnya, saat peresmian, Wakil Walikota Tomohon Sendy Rumajar mengatakan, tujuan pengembangan Wisata Budaya, adalah bagian dari program nyata pemerintah dalam penguatan nilai-nilai budaya Minahasa di Kota Tomohon.

“Era modernisasi dan globalisasi, telah mengancam perkembangan Wisata Budaya di kota-kota industri, termasuk Tomohon,” kata Rumajar.

“Layanan Kesenian ini dimaksud untuk mempromosikan seni budaya pada wisatawan, dan ingin mengajak generasi muda untuk melestarikan Seni dan Budaya daerah,” ucap Sendy.

Tanggapan positiv banyak dikemukakan oleh warga, termasuk oleh salah satu penyanyi junior yang kerap tampil di Panggung Budaya tersebut.

“Mami dengan Papi orang Minahasa asli. Dan saya senang sekali bisa menyanyi lagu Minahasa. Trima kasih pak Walikota yang sudah adakan acara ini,” ungkap Michaelle Keyla. (Joppy Wkr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *